Di antara kalimat-kalimat thayyibah (kalimat-kalimat yang baik dan akan mendapatkan pahala di sisi Allah SWT) yang dianjurkan untuk selalu dibaca dan dilantunkan adalah lafal subhanallah. Kalimat subhanallah bermakna Mahasuci Allah. Itu berarti Allah adalah Zat yang harus disucikan dan Dia tidak bergantung pada apa pun. Zat-Nya berdiri sendiri dan tanpa bantuan makhluk lain sama sekali.
Sedangkan secara lughawi atau bahasa, makna dari subhanallah adalah menjauh, dan seseorang yang berenang dilukiskan dengan menjauh. Di dalam Al-Qur`an, anjuran untuk bertasbih kepada Allah SWT sangat banyak, di antaranya adalah sebagai berikut.
“Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Tak ada suatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.” (QS Al-Isra` [17]: 44)
Zikir dengan menggunakan lafal subhanallah merupakan salah satu kalimat yang banyak dianjurkan di dalam hadits-hadits Nabi saw. Di dalam beberapa hadits telah disinyalir pula sebagai berikut.
“Dua kalimat yang ringan diucapkan lidah, berat dalam timbangan, dan disukai oleh (Allah) Yang Maha Pengasih, yaitu kalimat subhanallah wabihamdihi, subhanallahil ‘Azhim (Mahasuci Allah dan segala puji bagi-Nya, Mahasuci Allah Yang Maha Agung).” (HR Bukhari dan Muslim)
“Sesungguhnya sebaik-baik ucapan kepada Allah SWT adalah kalimat subhanallah wa bihamdihi.” (HR Muslim dan Tirmidzi)
Hadits-hadits di atas sudah cukup menunjukkan bobot yang dimiliki dalam kalimat subahanllah. Sebuah kalimat yang mudah untuk diucapkan maupun dihafal. Bahkan, bagi seorang muslim yang buta huruf juga sangat mudah untuk dipelajari. Tidak menutup kemungkinan bahwa Allah ingin mengajarkan kepada hamba-hamba-Nya yang ikhlas beribadah kepada-Nya untuk dapat melakukan ibadah walaupun dengan kalimat yang ringan dan mudah untuk diucapkan. Kalimat subhanallah merupakan kalimat yang penuh manfaat. Kandungan hikmah yang terdapat dalam lafal tersebut jika dibandingkan dengan apa pun tidak akan dapat tertandingi.
Sebenarnya, hadits-hadits di atas menjelaskan pula kegunaan dan manfaat zikir yang menggunakan kalimat subhanallah. Jika dirunut lebih detil lagi adalah sebagai berikut.
- Memberikan pahala yang besar di sisi Allah SWT, bahkan sebuah kalimat zikir yang paling disukai oleh-Nya. Hal ini sebagaimana diriwayatkan dari Abi Dzar. Rasulullah pernah ditanya, “Perkataan apa yang paling utama?” Beliau menjawab, “Yang dipilih oleh Allah bagi para malaikat dan hamba-hamba-Nya, yaitu subhanallah wabihamdihi (Mahasuci Allah dengan segala puji bagi-Nya).” (HR Muslim)
- Sebagai sarana untuk menghindarkan gangguan dan kesulitan dari yang tidak disukai. Seperti yang telah ditegaskan di dalam Al-Qur`an.
“Sabarlah kamu atas apa yang mereka katakan, dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya. Bertasbih pulalah pada waktu-waktu di malam hari dan pada waktu-waktu di siang hari, supaya kamu merasa senang.” (QS Thaha [20]: 130)
Adanya pengucapan tasbih yang terus-menerus mengantarkan seseorang kepada ketenangan jiwa dan batin tatkala mendapatkan sesuatu hal yang tidak baik atau buruk. Selain itu, ia semakin meyakini bahwa segala hal yang buruk maupun baik, merupakan kehendak Allah SWT. Dengan demikian, ia merasa telah menggantungkan semuanya kepada Allah SWT.
- Seseorang yang sekali membaca tasbih maka akan memperoleh sepuluh kebaikan. Hal ini diceritakan oleh Mus’ab bin Sa’d bahwa Rasulullah pernah menawarkan amalan yang dapat memberikan seribu kebaikan setiap hari. Pada saat itu, Rasulullah hanya menginsyaratkan untuk membaca tasbih seratus kali, dan memberikan nilai kebaikan seribu kali. Dapat dikatakan bahwa kalimat tasbih tersebut jika dibaca sekali maka akan mendatangkan sepuluh kebaikan. Sungguh luar biasa manfaat yang terdapat dalam kalimat tersebut. Tidak ada manusia yang dapat melakukan seribu kebaikan setiap hari. Nah, dengan hanya berzikir sebanyak seratus kali, hal itu sangat mungkin terjadi.
- Kalimat tasbih dapat menghapuskan segala dosa apabila dibaca seratus kali. Hal ini pernah ditegaskan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah. Rasulullah saw bersabda,
“Barangsiapa mengucapkan subhanallah wabihamdihi seratus kali dalam sehari, ia akan diampuni segala dosanya sekalipun dosanya itu sebanyak buih di laut.” (HR Muslim dan Tirmidzi)
Tentunya yang dimaksud dapat diampuni segala dosanya di sini adalah seseorang yang sudah melakukan tobat nasuha terlebih dahulu sebelum ia melakukan interaksi zikir yang intens. Dengan demikian, orang tersebut tidak akan mengulangi dosa yang pernah ia lakukan. Karena ciri seseorang yang tobat nasuha adalah menyesali segala perbuatan dosanya dan tidak mengulangi, serta semakin rajin untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
- Sebagai bekal yang paling baik di Akhirat kelak. Seseorang yang telah mampu menghafal dan memaknai kalimat subhanallah, hendaknya selalu membasahi bibir dan menanamkan kalimat tersebut dalam hatinya, baik pada pagi hari, siang, maupun sore dan malam hari. Karena pada hakikatnya, berzikir tidak dibatasi pada satu waktu tertentu. Namun, dalam ayat-ayat Al-Qur`an dan hadits, kalimat tersebut hendaknya dibaca pada pagi dan sore hari. Hal ini memberikan penjelasan kepada kita bahwa pada saat pagi hari merupakan kegiatan awal kali dari seluruh aktivitas. Oleh sebab itu, mengawalinya dengan zikir dan kalimat tasbih merupakan itikad dan sinyal bahwa pada hari itu akan dipenuhi dengan kebaikan.
Sedangkan secara lughawi atau bahasa, makna dari subhanallah adalah menjauh, dan seseorang yang berenang dilukiskan dengan menjauh. Di dalam Al-Qur`an, anjuran untuk bertasbih kepada Allah SWT sangat banyak, di antaranya adalah sebagai berikut.
“Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Tak ada suatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.” (QS Al-Isra` [17]: 44)
Zikir dengan menggunakan lafal subhanallah merupakan salah satu kalimat yang banyak dianjurkan di dalam hadits-hadits Nabi saw. Di dalam beberapa hadits telah disinyalir pula sebagai berikut.
“Dua kalimat yang ringan diucapkan lidah, berat dalam timbangan, dan disukai oleh (Allah) Yang Maha Pengasih, yaitu kalimat subhanallah wabihamdihi, subhanallahil ‘Azhim (Mahasuci Allah dan segala puji bagi-Nya, Mahasuci Allah Yang Maha Agung).” (HR Bukhari dan Muslim)
“Sesungguhnya sebaik-baik ucapan kepada Allah SWT adalah kalimat subhanallah wa bihamdihi.” (HR Muslim dan Tirmidzi)
Hadits-hadits di atas sudah cukup menunjukkan bobot yang dimiliki dalam kalimat subahanllah. Sebuah kalimat yang mudah untuk diucapkan maupun dihafal. Bahkan, bagi seorang muslim yang buta huruf juga sangat mudah untuk dipelajari. Tidak menutup kemungkinan bahwa Allah ingin mengajarkan kepada hamba-hamba-Nya yang ikhlas beribadah kepada-Nya untuk dapat melakukan ibadah walaupun dengan kalimat yang ringan dan mudah untuk diucapkan. Kalimat subhanallah merupakan kalimat yang penuh manfaat. Kandungan hikmah yang terdapat dalam lafal tersebut jika dibandingkan dengan apa pun tidak akan dapat tertandingi.
Sebenarnya, hadits-hadits di atas menjelaskan pula kegunaan dan manfaat zikir yang menggunakan kalimat subhanallah. Jika dirunut lebih detil lagi adalah sebagai berikut.
- Memberikan pahala yang besar di sisi Allah SWT, bahkan sebuah kalimat zikir yang paling disukai oleh-Nya. Hal ini sebagaimana diriwayatkan dari Abi Dzar. Rasulullah pernah ditanya, “Perkataan apa yang paling utama?” Beliau menjawab, “Yang dipilih oleh Allah bagi para malaikat dan hamba-hamba-Nya, yaitu subhanallah wabihamdihi (Mahasuci Allah dengan segala puji bagi-Nya).” (HR Muslim)
- Sebagai sarana untuk menghindarkan gangguan dan kesulitan dari yang tidak disukai. Seperti yang telah ditegaskan di dalam Al-Qur`an.
“Sabarlah kamu atas apa yang mereka katakan, dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya. Bertasbih pulalah pada waktu-waktu di malam hari dan pada waktu-waktu di siang hari, supaya kamu merasa senang.” (QS Thaha [20]: 130)
Adanya pengucapan tasbih yang terus-menerus mengantarkan seseorang kepada ketenangan jiwa dan batin tatkala mendapatkan sesuatu hal yang tidak baik atau buruk. Selain itu, ia semakin meyakini bahwa segala hal yang buruk maupun baik, merupakan kehendak Allah SWT. Dengan demikian, ia merasa telah menggantungkan semuanya kepada Allah SWT.
- Seseorang yang sekali membaca tasbih maka akan memperoleh sepuluh kebaikan. Hal ini diceritakan oleh Mus’ab bin Sa’d bahwa Rasulullah pernah menawarkan amalan yang dapat memberikan seribu kebaikan setiap hari. Pada saat itu, Rasulullah hanya menginsyaratkan untuk membaca tasbih seratus kali, dan memberikan nilai kebaikan seribu kali. Dapat dikatakan bahwa kalimat tasbih tersebut jika dibaca sekali maka akan mendatangkan sepuluh kebaikan. Sungguh luar biasa manfaat yang terdapat dalam kalimat tersebut. Tidak ada manusia yang dapat melakukan seribu kebaikan setiap hari. Nah, dengan hanya berzikir sebanyak seratus kali, hal itu sangat mungkin terjadi.
- Kalimat tasbih dapat menghapuskan segala dosa apabila dibaca seratus kali. Hal ini pernah ditegaskan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah. Rasulullah saw bersabda,
“Barangsiapa mengucapkan subhanallah wabihamdihi seratus kali dalam sehari, ia akan diampuni segala dosanya sekalipun dosanya itu sebanyak buih di laut.” (HR Muslim dan Tirmidzi)
Tentunya yang dimaksud dapat diampuni segala dosanya di sini adalah seseorang yang sudah melakukan tobat nasuha terlebih dahulu sebelum ia melakukan interaksi zikir yang intens. Dengan demikian, orang tersebut tidak akan mengulangi dosa yang pernah ia lakukan. Karena ciri seseorang yang tobat nasuha adalah menyesali segala perbuatan dosanya dan tidak mengulangi, serta semakin rajin untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
- Sebagai bekal yang paling baik di Akhirat kelak. Seseorang yang telah mampu menghafal dan memaknai kalimat subhanallah, hendaknya selalu membasahi bibir dan menanamkan kalimat tersebut dalam hatinya, baik pada pagi hari, siang, maupun sore dan malam hari. Karena pada hakikatnya, berzikir tidak dibatasi pada satu waktu tertentu. Namun, dalam ayat-ayat Al-Qur`an dan hadits, kalimat tersebut hendaknya dibaca pada pagi dan sore hari. Hal ini memberikan penjelasan kepada kita bahwa pada saat pagi hari merupakan kegiatan awal kali dari seluruh aktivitas. Oleh sebab itu, mengawalinya dengan zikir dan kalimat tasbih merupakan itikad dan sinyal bahwa pada hari itu akan dipenuhi dengan kebaikan.
Komentar
Posting Komentar